Biografi Lengkap KH.M. Arwani Amin (bag. 2)

Kepribadian KH. Muhammad Arwani Amin

KH. Muhammad Arwani Amin merupakan ulama yang sangat dicintai oleh rakyat lantaran sifatnya. Beliau selalu menyambut setiap tamu yang bertandang menggunakan hangat, apabila yg tiba seorang petani maka beliau akan bertanya & berbicara dengan tema pertanian, apabila yg tiba pedagang beliau juga menyesuaikan, sehingga semua orang merasa dekat dengan beliau.

Sifat takabbur sangat dijauhi oleh dia, yg paling nampak bisa dipandang disetiap foto beliau selalu terlihat menundukkan paras. Seorang santri pernah tiba kepada dia dan bercerita tentang sebuah hadits yang menurutnya KH. Muhammad Arwani Amin belum pernah mendengar, padahal Sang Guru sudah tahu hadits tadi, tetapi beliau mendengarkan menggunakan seksama & ekspresi dia misalnya orang yg baru pertama mendengar hadits tersebut, santri tersebut pun merasa bahagia. Apabila ada orang bertanya mengenai suatu hal, maka beliau lebih suka menyarankan supaya orang itu bertanya pada orang lain yang lebih dikenal pada bidang tadi, meskipun dia sendiri tahu jawabannya. Contohnya ketika dia ditanya hal-hal berkaitan ilmu falak/astronomi, beliau akan menyarankan si penanya buat pergi ke loka KH. Turaichan Adjhuri yang memang dikenal ahli ilmu falak di Kudus pada waktu itu. Beliau nir mau memonopoli & menjadi yang lebih menonjol diantara ulama lainnya.

Kepada diri sendiri KH. Arwani Amin menerapkan disiplin sangat ketat. Dalam melaksanakan sholat wajib beliau selalu tepat saat dan berjama?Ah pada syarat apapun, bahkan saat fisik dia telah lemah, dia tetap memaksakan berjalan sendiri mengambil wudhu waktu mendengar Adzan sehingga tidak jarang beliau terpeleset & jatuh. Ketika belajar Qira?At Sab?Ah kepada KH. Munawwir pada Krapyak, beliau selalu hadir lebih awal yakni jam 12 malam, padahal pelajaran dimulai pukul 02.00 sampai menjelang Subuh. Beliau memanfaatkan ketika menunggu tersebut untuk sholat dan dzikir.

Kepatuhan beliau pada pengajar-gurunya tidak diragukan lagi. Ketika dia masih mondok di banyak sekali pesantren, banyak kyainya yang terpikat lantaran kecerdasan, ketaatan, kesopanan dia. Sehingga tak jarang dia diminta kyainya membantu mengajar santri-santri lain. Bahkan waktu masih nyantri di Pesantren Tebuireng Jombang lalu pada Krapyak Yogyakarta, beliau diminta sang KH. Hasyim Asy?Ari dan KH. Munawir menjadi menantu, tetapi dengan sangat menyesal tawaran ini nir terwujud lantaran wasiat berdasarkan kakek KH. Muhammad Arwani Amin (KH. Imam Haramain) agar beliau menikah menggunakan orang Kudus saja.

Kepatuhan beliau pernah diuji waktu nyantri kepada KH. Muhammad Mansur Popongan. Pada suatu kesempatan dia dan seseorang temannya bernama Umar Surur dipanggil menghadap KH. Muhammad Mansur, kemudian keduanya menghadap menggunakan sandang yg higienis dan rapi. Namun selesainya menghadap oleh kiai, ternyata keduanya diperintahkan buat membersihkan dan menguras WC. Tanpa berpikir panjang KH. Muhammad Arwani Amin pribadi melaksanakan perintah tersebut menggunakan masih berpakaian sebagaimana ketika menghadap tersebut, sedangkan temannya berganti pakaian dahulu baru lalu melaksanakan perintah tersebut.

Pada waktu nyantri pada Popongan, KH. Muhammad Arwani Amin diwajibkan membaca Al-Qur?An sebanyak tiga juz setiap hari sang pengajar beliau, KH. Muhammad Mansur. Bahkan bagi orang yang hafal Al-Qur?An kewajiban ini bukanlah sesuatu yg mudah buat dijalankan. Tetapi selama 10 tahun nyantri disana beliau senantiasa menaati perintah gururnya tersebut. Demikian patuh & hormatnya KH. Muhammad Arwani Amin pada guru dan kiainya, hingga beliau selalu menjalankan apa yg diperintahkan oleh gurunya.

Beberapa tahun terakhir pada hayati dia sangat sedikit makan karena disibukkan menggunakan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Sampai kemudian dia dipanggil oleh-Nya. Yang spesial menurut dia & sampai sekarang masih bertahan di PTYQ merupakan jika mengaji Al-Qur?An pada depan beliau baik bin-nadhar maupun bil-gaib tidak boleh tergesa-gesa, harus tartil dan jelas suaranya. Inilah galat satu model kehati-hatian dia pada memperlakukan Al-Qur?An yang sangat terasa pada PTYQ sepeninggal beliau.

Perjuangan & Pengabdian KH. Muhammad Arwani Amin

Sejak masa muda hingga akhir hayatnya, KH. Muhammad Arwani Amin tidak pernah aktif pada kegiatan organisasi sosial politik atau kemasyarakatan. Hal ini ditimbulkan lantaran waktu masih muda KH. Muhammad Arwani Amin menghabiskan waktunya hanya buat mencari ilmu pada berbagai pondok pesantren yg terdapat pada tanah Jawa. Dan saat memasuki usia matang, dia mengisi waktunya dengan mengabdikan diri dan mengamalkan dan mengajarkan pelajaran yg dia peroleh ketika masih pada masa belajar terutama buat mengajar Al-Qur?An dan thar?Qat serta hal-hal yang herbi keduanya.

Ada beberapa alasan yang menyebabkan KH. Muhammad Arwani Amin hanya berkosentrasi hanya buat mengajar Al-Qur?An & thar?Qat saja:

Pertama, KH. Muhammad Arwani Amin meyakini kebenaran hadis yang berbunyi: ?Diriwayatkan menurut Abu Hurairah dari Nabi Muhammad SAW, ?Hai Abu Hurairah, pelajarilah Al-Qur?An dan ajarkanlah kepada orang lain. Tetapkan kamu seperti itu hingga tewas. Sesungguhnya bila kamu tewas dalam keadaan seperti itu malaikat akan berhaji ke kuburmu sebagaimana orang-orang mukmin pergi haji ke Baitullah.?

Kedua, KH. Muhammad Arwani Amin merupakan orang yg taat & patuh kepada gurunya. Pengajar beliau KH. Munawir pernah mengungkapkan, ?Orang yg hafal Al-Qur?An berkewajiban memeliharanya. Lantaran itu, jangan melakukan hal-hal termasuk menuntut ilmu yang tidak fardhu sekiranya dapat mengakibatkan hafalannya hilang?. Kalimat yang terakhir yang berbunyi ?Melakukan hal-hal termasuk menuntut ilmu yang tidak fardhu? Diartikan oleh KH. Muhammad Arwani Amin pula buat tidak mengadakan aktifitas pada kegiatan sosial politik maupun kemasyarakatan.

Ketiga, KH. Muhammad Arwani Amin memegang teguh amanat yg diberikan oleh ke 2 gurunya yaitu KH. Munawir dan KH. Mansur. Kedua pengajar dia memberi amanat pada dia buat meneruskan usaha mereka yaitu mengajar Al-Qur?An & memimpin thar?Qat.

Keempat, KH. Muhammad Arwani Amin menyadari sepenuhnya bahwa masing-masing individu memiliki medan perjuangannya. Dan medan perjuangan KH. Muhammad Arwani Amin adalah mengajar Al-Qur?An dan memimpin thar?Qat. Beliau melakukan ini agar terlebih terfokus sebagai akibatnya bisa membuat sesuatu yang optimal & maksimal .

Baca juga: Biografi Lengkap KH.M. Arwani Amin (bag. 1)

Dalam hal darma KH. Muhammad Arwani Amin, peneliti membaginya pada beberapa bidang. Adapun bidang-bidang tadi adalah sebagai berikut:

Bidang Pendidikan

Pertama kali KH. Muhammad Arwani Amin mengajar Al-Qur?An kira-kira pada tahun 1942 yang bertempat di masjid Kenepan, setamat beliau menurut pondok pesantren Krapyak. Dalam periode ini kebanyakan anak didik-muridnya asal dari luar Kudus dan adalah murid menurut sekolah & madrasah yg terdapat pada lebih kurang masjid tersebut misalnya madrasah Qudsiyah, Mu?Awanatul Muslimin, & lain-lain.

Para anak didik KH. Muhammad Arwani Amin kebanyakan belajar Al-Qur?An bin-nadhor namun ada pula yg belajar Al-Qur?An bil-ghaib bahkan terdapat jua yg belajar Qir?At Sab?Ah. Murid dia yang pertama belajar Qir?At Sab?Ah merupakan KH. Abdullah Salam, selain sebagai orang yg pertama yang khatam Qir?At Sab?Ah, KH. Abdullah Salam juga nantinya sebagai bad?L (pengganti) KH. Muhammad Arwani Amin dalam mengajar Al-Qur?An.

Pelaksanaan pengajian dalam periode ini belum begitu lancar, hal ini dikarenakan KH. Muhammad Arwani Amin masih dalam masa belajar thar?Qat pada K. Sirojuddin pada Undaan, Kudus. Dan pengajian dalam masa awal ini semakin tersendat waktu KH. Muhammad Arwani Amin melanjutkan belajar thar?Qatnya pada Popongan. Baru setelah beliau meyelesaikan pelajaran thar?Qatnya, pengajaran Al-Qur?An yg dia lakukan mampu berjalan lancar dan istiqomah.

Pada tahun 1962, KH. Muhammad Arwani Amin pindah & menempati tempat tinggal baru pada kampung Kelurahan desa Kajeksan yang menyebabkan tempat pengajaran yang dia selenggarakan jua berpindah ke loka tersebut. Tempat itu sekarang sebagai masjid Busyro Lathif. Kesungguhan KH. Muhammad Arwani Amin pada mengajar Al-Qur?An menciptakan santri yang belajar kepada beliau semakin hari semakin banyak, bahkan siswa dia sudah berasal menurut banyak sekali daerah pada luar Jawa Tengah. Namun dalam saat itu KH. Muhammad Arwani Amin belum mempunyai pondok buat menampung murid-muridnya sehingga menyebabkan poly anak didik dia yang kost pada tempat tinggal warga pada kurang lebih kediaman KH. Muhammad Arwani Amin.

Melihat keadaan seperti itu membuat KH. Muhammad Arwani Amin punya inisiatif buat membuat pondok yg nantinya mampu dipakai buat asrama murid-murid terutama menurut luar Kudus yg ingin belajar Al-Qur?An pada dia. Namun keadaan beliau waktu itu nir memungkinkan membangun sebuah loka asrama untuk tempat tinggal santri mengingat ketiadaan dana. Akan namun berkat bisnis keras KH Muhammad Arwani disertai doa tiada henti akhirnya pondok pesantren yg diharapkan akhirnya terwujud dalam tahun 1973.

Asal usul berdirinya pondok pesantren yang dirintis KH. Muhammad Arwani Amin mempunyai cerita yg unik. Sekitar tahun 1969 KH. Muhammad Arwani Amin berniat akan melaksanakan ibadah haji beserta mak Nyai Hj. Naqiyul Khud. Biaya buat berangkat haji sudah tersedia yg dari dari uang tabungan beliau yang dikumpulkan sedikit-sedikit. Menjelang embarkasi ke tanah suci Makkah tanpa diduga-duga sang dia terdapat seorang gemar memberi yg bernama H. Ma?Ruf, pemilik perusahaan rokok ?Jambu Bol? Menaruh hibah kepada beliau senilai ongkos haji untuk dua orang.

Dengan demikian, maka uang tabungan yang semula direncanakan buat membayar ongkos haji nir jadi terpakai dikarenakan beliau menggunakan uang hadiah H. Ma?Ruf buat menunaikan ibadah haji. Sedangkan uang tabungan dia dijadikan kapital buat membeli rumah & tanah yg ada di sekitar kediaman beliau milik Pak Basri yang memang ketika itu sedang membutuhkan uang. Transaksi ini terjadi pada tahun 1970, tidak lama sesudah dia pergi dari tanah suci.

Pada mulanya pondok pesantren yg didirikan KH. Muhammad Arwani Amin hanya beberapa kamar saja. Akan namun pada perkembangannya daya tampung pondok sudah tidak mencukupi dikarenakan setiap tahun jumlah santri yg tiba lebih poly jika dibandingkan menggunakan jumlah santri yg pulang (boyong). Dengan semakin banyaknya jumlah santri yang masih aktif belajar di pondok dan dukungan dari para alumni & warga lebih kurang pondok, maka terkumpul dana yang relatif buat membangun pondok yg mampu menampung santri yang lebih banyak dari sebelumnya. Dengan kerja keras seluruh pihak, akhirnya pada tahun 1973 atau bertepatan dengan 1393 H berdirilah sebuah pondok tahf?Dh yg relatif memadai buat menampung poly santri. Pondok tersebut diresmikan sendiri oleh dia, KH. Muhammad Arwani Amin.

Adapun nama pondok tersebut adalah Pondok Huffadh Yanbu?Ul Qur?An. Nama tersebut diambil KH. Muhammad Arwani Amin berdasarkan Al-Qur?An surah Al-Isra? Ayat 90 yang berbunyi:

????????? ???? ???????? ???? ?????? ???????? ????? ???? ??????? ??????????

?Dan mereka mengatakan: "Kami sekali-kali nir percaya kepadamu sampai engkau memancarkan mata air & bumi buat Kami?.

Kata ?????????? Secara bahasa artinya mata air, dari arti istilah tadi KH. Muhammad Arwani Amin berharap pondok yg beliau dirikan akan menjadi sumber hidupnya Al-Qur?An & ilmu-ilmu yg berkaitan dengan Al-Qur?An laksana mata air yg sebagai sumber kehidupan insan. Dan harapan dia sekarang terwujud dikarenakan Pondok Tahfidz Yanbu?Ul Qur?An sebagai sumber kehidupan Al-Qur?An di daerah Kudus bahkan Indonesia. Santri yang belajar di Pondok Tahfidz Yanbu?Ul Qur?An sekarang asal berdasarkan semua pelosok Indonesia menurut Sumatra sampai kawasan Indonesia Timur.

KH.M. Arwani Amin

Bidang Pengajaran Thar?Qat

Thar?Qat merupakan ajaran dan amalan-amalan kesempurnaan moral dengan landasan ajaran Al-Qur?An dan hadits dan menjalankan praktek-praktek kehidupan yg mendekatkan diri kepada Allah & menjauhkan cara-cara hayati yang sifatnya mencintai dunia, dan menjalankan ibadah wajib & menambah ibadah sunah sebesar-banyaknya.

KH. Muhammad Arwani Amin pertama kali masuk dan mendalami thar?Qat kepada K. Sirojudin pada Undaan, Kudus. Adapun thar?Qat yg dipelajari sang KH. Muhammad Arwani Amin merupakan Thar?Qat Naqsabandiyah Kholidiyah. Tetapi sesudah K. Sirojudin meninggal membuat perjalanan thar?Qot KH. Muhammad Arwani Amin sempat terhenti. Kemudian beliau melanjutkan pelajaran thar?Qatnya kepada KH. Mansur pada Popongan selama sepuluh tahun sampai akhirnya dinyatakan lulus sang KH. Mansur dan diangkat sebagai mursy?D atau khal?Fah menggantikan dia.

KH. Muhammad Arwani Amin kemudian atas ijin gurunya mengembangkan ajaran thar?Qat pada Kudus dan beliau memilih masjid Kwanaran menjadi sentra basis thar?Qatnya. Atas kegigihan & kesungguhan KH. Muhammad Arwani Amin dalam mengajarkan thar?Qat, beliau pernah dianggap menjadi Rais Jam?Iyah Thar?Qat Mu?Tabarah Nahdiyy?N.

Setelah bepergian panjang menuntut ilmu ke berbagai loka & berjuang menjaga wahyu Allah seumur hidupnya, pada tanggal 25 Rabi?Ul Akhir tahun 1415 H/1 Oktober 1994 M., beliau dipanggil kembali kehadirat Sang Khaliq dalam usia 92 tahun berdasarkan perhitungan hijriyah. Masyarakat & santri berbondong-bondong tiba buat memberikan penghormatan terakhir pada Sang Penjaga Wahyu dari Kudus, sebagai akibatnya lautan manusia sebagai pemandangan disekitar PTYQ hingga Menara Kudus. Untuk mengantisipasi agar tidak terjadi kericuhan maka jenazah dia dimakamkan di belakang ndalem dia di komplek PTYQ Kudus.

Karya Tulis KH. Muhammad Arwani Amin

Selain kitab Faidh al-Barak?T yang menjadi tema utama penelitian ini, KH. Muhammad Arwani Amin jua memiliki karya tulis yg lain dibidang thar?Qat. Karya tersebut ditulis dia menurut fakta-keterangan yang beliau peroleh ketika belajar thar?Qat kepada KH. Mansur Popongan yaitu berupa tuntunan-tuntunan simpel bagi para santri Thar?Qat Naqsabandiy?H Kholidiy?H. Kemudian dia menyuruh salah satu siswa thar?Qatnya untuk melengkapi naskah tersebut yaitu K. Hambali Sumardi. Akhirnya naskah tadi dicetak & diterbitkan sang percetakan Menara Kudus. Dalam sampul depan kitab tersebut tertulis nama K. Hambali Sumardi menjadi penulis buku tadi, akan namun dalam kata pengantarnya K. Hambali sendiri mengungkapkan bahwa kitab tadi disusun sang KH. Muhammad Arwani Amin.

Wallahu A?Lam

Sumber: stainkudus.Ac.Id

ADS HERE !!!

Tidak ada komentar untuk "Biografi Lengkap KH.M. Arwani Amin (bag. 2)"