Biografi Imam Hafsh bin Sulaiman (bag. 1)

Dalam Ilmu Qira?At terdapat sepuluh Imam Qira?At yang sangat masyhur, bacaan mereka disepakati oleh Ulama Qira?At menjadi bacaan yg mutawatir, adalah bacaan yg benar -betul orisinil asal menurut Nabi Muhammad saw. Menurut Malaikat Jibril as. Menurut Allah Ta?Ala. Sepuluh Imam Qira?Aat tersebut ialah :

1.) Nafi? Bin Abi Nu?Aim al-Ashbihani.

Dua.) Ibn Katsir, Abdullah bin Katsir al-Makki.

Tiga.) Abu ?Amr , Zaban bin al-?Ala?.

4.) Ibn ?Amir Abdullah bin ?Amir as-Syami.

Lima.) ?Ashim bin Abi an-Najud.

6.) Hamzah bin Habib az-Zayyat.

7.) Kisa?I, Ali bin Hamzah.

8.) Abu Ja?Far, Yazid bin al-Qa?Qa?.

9.) Ya?Qub al-Hadlrami

10.) Khalaf al-bazzar (al-Bazzaz)

Setiap Imam tadi mempunyai poly siswa. Di antara mereka ada siswa kenamaan yg sangat mahir meriwayatkan bacaan Al-Qur?An berdasarkan imam-imam mereka atau siswa-muridnya.

Dalam perjalanan waktu, dan karena seleksi ilmiah & alamiah, ada nama-nama yg akhirnya dijadikan sebagai surat keterangan yang sangat valid dan sangat dipercaya menjadi bacaan yang merefleksikan bacaan Imam-Imam qira?At sebagaimana pada atas. Mereka yang diklaim sebagai para perawi dari Imam-Imam sepuluh merupakan :

1.) Nafi? Ke 2 perawinya : Qalun dan Warsy.

Dua.) Ibn Katsir : al-Bazzi & Qunbul.

3.) Abu Amr : ad-Duri dan as-Susi.

4.) Ibn Amir : Hisyam dan Ibn Dzakwan.

Lima.) ?Ashim: Syu?Bah & Hafsh.

6.) Hamzah : Khalaf dan Khallad.

7.) Al-Kisa?I : Abu al-Harits dan ad-Duri al-Kisa?I.

8.) Abu Ja?Far : Ibn Jammaz & Ibn Wardan.

9.) Ya?Qub : Rauh dan Ruwais.

10.) Khalaf : Ishaq dan Idris.

Yang akan kita bicarakan disini adalah Imam Hafsh perawi utama Imam ?Ashim.

Riwayat Hidup Imam Hafsh

Namanya Hafsh bin Sulaiman bin al-Mughirah, Abu Umar bin Abi Dawud al-Asadi al-Kufi al-Ghadliri al-Bazzaz. Beliau lahir dalam tahun 90 H. Pada masa mudanya dia belajar langsung kepada Imam ?Ashim yang juga menjadi bapak tirinya sendiri. Hafsh nir relatif mengkhatamkan Al-Qur?An satu kali akan tetapi beliau mengkhatamkan Al-Qur?An sampai beberapa kali (sebagian riwayat menyatakan sampai 6666 kali khataman), sebagai akibatnya Hafsh sangat mahir menggunakan Qira?At ?Ashim. Sangatlah beralasan apabila Yahya bin Ma?In mengungkapkan bahwa :

?Riwayat yang benar menurut Imam ?Ashim adalah riwayatnya Hafsh?. Abu Hasyim ar-Rifa?I jua menyampaikan bahwa Hafsh merupakan orang yg paling mengetahui bacaan Imam ?Ashim.

Imam adz-Dzahabi memberikan evaluasi yg sama bahwa pada dominasi materi Qira?At, Hafsh merupakan seorang yang tsiqah (terpercaya) & tsabt (mantap). Sebenarnya Imam ?Ashim jua mempunyai siswa-murid kenamaan lainnya, salah satu berdasarkan mereka yang akhirnya sebagai perawi yang masyhur merupakan Syu?Bah Abu bakar bin al-?Ayyasy. Hanya saja para ulama lebih poly mengunggulkan Hafsh daripada Syu?Bah.

Imam Ibn al-Jazari pada kitabnya ?Ghayah an-Nihayah fi Thabaqat al-Qurra? ? Tidak menyebutkan guru-pengajar Hafsh kecuali Imam ?Ashim saja. Sementara siswa-siswa dia tidak terhitung banyaknya, mengingat dia mengajarkan Al-Qur?An pada rentang saat yang demikian lama . Di antara anak didik-anak didik Hafsh merupakan : Husein bin Muhammad al-Murudzi, Hamzah bin Qasim al-Ahwal, Sulaiman bin Dawud az-Zahrani, Hamd bin Abi Utsman ad-Daqqaq, al-?Abbas bin al-Fadl ash-Shaffar, Abdurrahman bin Muhamad bin Waqid, Muhammad bin al-fadl Zarqan, ?Amr bin ash-Shabbah, Ubaid bin ash-Shabbah, Hubairah bin Muhammad at-Tammar, Abu Syu?Aib al-Qawwas, al-Fadl bin Yahya bin Syahi, al-Husain bin Ali al-Ju?Fi, Ahmad bin Jubair al-Inthaqi & lain-lain.

Hafsh memang seseorang yang menghabiskan umurnya buat berkhidmah pada Al-Qur?An. Setelah puas menimba ilmu Qira?At pada Imam ?Ashim, beliau berkelana ke beberapa negeri diantaranya Baghdad yg adalah Ibukota negara pada saat itu. Kemudian dilanjutkan pulang menuju ke Mekah. Pada kedua loka tadi, Hafsh mendermakan ilmunya menggunakan mengajarkan ilmu Qira?At khususnya riwayat ?Ashim pada penduduk ke 2 negeri tersebut. Bisa dibayangkan berapa jumlah anak didik pada ke 2 loka itu yg menimba ilmu dari dia. Apabila kemudian riwayat Hafsh bisa melebar ke seantero negeri (terutama pada Benua Asia), hal tadi tidaklah aneh mengingat ke 2 negeri tersebut adalah sentra keislaman dalam ketika itu.

Sanad Bacaan Hafsh

Sanad (runtutan periwayatan) Imam Hafsh dari Imam ?Ashim berujung pada teman Ali bin Abi Thalib. Sementara bacaan Syu?Bah bermuara pada sahabat Abdullah bin Mas?Ud. Hal tadi dikemukakan sendiri oleh Hafsh saat dia mengemukakan kepada Imam ?Ashim, kenapa bacaan Syu?Bah banyak tidak sama menggunakan bacaannya? Padahal keduanya berguru kepada Imam yang sama yaitu ?Ashim. Lalu ?Ashim menceritakan mengenai runtutan sanad ke 2 rawi tersebut. Runtutan riwayat Hafsh adalah demikian: Hafsh - ?Ashim - Abu Abdurrahman as-Sulami - Ali bin Abi Thalib. Sementara runtutan periwayatan Syu?Bah merupakan demikian: Syu?Bah ? ?Ashim- Zirr bin Hubaisy - Abdullah bin Mas?Ud.

Penyebaran Qira?At pada Negeri-Negeri Islam

Pada saat ini Qira?At yg masih hayati pada tengah-tengah umat Islam di seluruh global tinggal beberapa saja, yaitu :

1.) Bacaan Imam Nafi? Melalui riwayat Qalun masih digunakan oleh rakyat Libya & Tunisia pada umumnya. Sementara riwayat Warsy masih digunakan oleh warga pada Afrika Utara (al-Maghrib al-?Arabi) seperti Aljazair, Maroko, Mauritania. Sedangkan masyarakat di Sudan masih memakai empat riwayat yaitu : Qalun, Warsy, ad-Duri Abu ?Amr, dan Hafsh.

Dua.) Bacaan riwayat ad-Duri Abu Amr masih banyak dipakai sang kaum Muslimin di Somalia, Sudan, Chad, Nigeria, & Afrika Tengah secara umum. Pada waktu-waktu yg kemudian riwayat ad-Duri juga dipakai oleh orang Yaman. Hal itu terbukti bahwa Tafsir ?Fath al-Qadir? Karya asy-Syaukani tulisan Al-Qur?Annya mengikuti riwayat ad-Duri. Adanya riwayat ad-Duri di Yaman barangkali bawaan dari Sudan. Mengingat interaksi kedua negara tersebut sudah terjalin sejak dahulu.

Tiga.) Bacaan Al-Qur?An riwayat Hafsh berdasarkan ?Ashim adalah bacaan yg paling banyak beredar di seantero global Islam (terutama di Benua Asia). Mengingat masih hidupnya beberapa bacaan melalui riwayat tersebut pada atas, pemerintah Saudi Arabia melalui Mujamma? Malik Fahd bin Abdul Aziz sudah mencetak beberapa Mushaf Al-Qur?An menggunakan 5 riwayat yaitu : Hafsh, Qalun, Warsy, ad-Duri dan terakhir adalah Syu?Bah.

Latar Belakang Penyebaran Qira?At pada Dunia Islam

Sebagaimana diketahui bahwa pada masa Khalifah Umar bin Khathab, poly negeri-negeri pada Irak & Syam jatuh ke tangan kaum muslimin. Banyak permintaan berdasarkan kaum muslimin di negeri-negeri tersebut pada Khalifah Umar agar mengirimkan pengajar-guru Al-Qur?An ke negeri-negeri mereka. Maka, Khalifah Umar mengirimkan beberapa utusannya, antara lain merupakan sahabat Ibnu Mas?Ud diutus ke Kufah, Abu Musa al-Asy?Ari diutus ke Basrah, Abu ad-Darda? Diutus ke Syam (Syiria). Bacaan mereka itulah yang akhirnya menyebar ke negeri negeri tadi.

Pada masa Khalifah Utsman bin Affan, terutama setelah penulisan ulang mushaf Al-Qur?An, Khalifah Utsman mengirimkan beberapa pengajar Al-Qur?An beserta dengan mushaf yang baru saja ditulis ke negeri-negeri Basrah, Kufah, & Syam. Penduduk negeri-negeri tadi berseteru mengenai bacaan Al-Qur?An mereka pada saat perang pada Azerbaijan dan Armenia pada Uni Soviet. Pada waktu itu Khalifah Utsman mengutus sahabat al-Mughirah bin Abi Syihab al-Makhzumi ke Syam. Dari Syam kemudian muncul seseorang Qari? Terkenal yaitu Ibn ?Amir. Ibn al-Jazari mengatakan bahwa bacaan penduduk negeri Syam sampai dalam tahun 500 H, menggunakan Qira?At Ibn ?Amir.

Adapun pada negeri Basrah di Iraq sehabis masa Abu Musa al-Asy?Ari muncullah beberapa Imam Qira?At. Di antara mereka adalah Imam Abu Amr al-Bashri & Ya?Qub al-Hadhrami. Sampai dalam tahun 200 H, rakyat Basrah masih menggunakan Qira?At Abu Amr al-Bashri. Kemudian mereka beralih ke Qira?At Ya?Qub al-Hadlrami hingga abad ke 5 H. Sebelum akhirnya beralih ke riwayat Hafsh pada masa Turki Usmani.

Sementara pada negeri Kufah dimana Abdullah bin Mas?Ud dikirim buat mereka, muncul poly ahli Qira?At. Di antara mereka adalah Imam ?Ashim. Lalu Imam ?Ashim sebagaimana diutarakan pada atas mengajarkan pada siswa-muridnya antara lain Hafsh dan Syu?Bah. Keterkaitan penduduk Kufah dengan sahabat Abdullah bin Mas?Ud dan Sayyidina Ali bin Abi Thalib adalah sesuatu yg sangat masuk akal. Penduduk Kufah dalam sejarah perpolitikan adalah pengikut setia (syi?Ah) Sayyidina Ali bin Abi Thalib. Sedangkan sahabat Abdullah bin Mas?Ud adalah orang pertama yg mengajarkan bacaan Al-Qur?An pada penduduk Kufah. Sehingga mereka bangga dengan sahabat Abdullah bin Mas?Ud.

Disamping bacaan Imam ?Ashim, pada Kufah juga tersebar bacaan Imam Hamzah, perawi Hamzah al-Kisa?I dan Khalaf. Tentang tersebarnya bacaan Hamzah, Ibnu Mujahid mengungkapkan dalam kitabnya as-Sab?Ah, waktu mengutip perkataan Muhammad bin al-Haitsam al-Muqri :

????? ?????? ??????? ?????? ???? ????? ???? , ??? ?????? ????? ???? ?? ??? ?????? ?????? ?????? ????

?Aku menjumpai penduduk Kufah, bacaan (qira?Ah) yg dibaca pada masjid-masjid mereka adalah bacaan Hamzah. Aku nir menjumpai beberapa kelompok pengajian Al-Qur?An di masjid-masjid Kufah menggunakan bacaan Imam ?Ashim. Akan halnya bacaan al-Kisa?I, dalam poly hal poly persamaannya menggunakan bacaan Imam Hamzah terutama dalam bab Imalah. Ibn Mujahid dalam kitabnya ?As-Sab?Ah? Yang ditulis kurang lebih tahun 300 H menjelaskan, bahwa bacaan Al-Qur?An dalam negeri-negeri Islam adalah menjadi berikut : di Mekah menggunakan bacaan Ibn Katsir, pada Madinah dengan bacaan Nafi?, di Basrah menggunakan bacaan Abu Amr al-Bashri. Sementara di Kufah dengan bacaan ?Ashim, Hamzah dan al-Kisa?I. Sementara itu Imam Makki al-Qaisi (w. 437 H) menyampaikan tentang bacaan penduduk negeri-negeri Islam dalam masa lalu:

???? ????? ??? ??? ???????? ??????? ??? ???? ? ??? ???? ?????? ?????? ??????? , ???? ??? ?????? ????? ???? ????? , ??????? ??? ????? ??? ???? , ????? ??? ????? ??? ???? , ????????? ??? ????? ???? , ???????? ??? ??? . ???? ??? ??? ??? ?????? ??? ???? ??? ?????? ??? ??????? ???? ?????

?Pada permulaan tahun 200 H, rakyat pada Basrah mengikuti bacaan Abu Amr al-Basri & Ya?Qub. Di Kufah mengikuti bacaan Hamzah & ?Ashim. Di Syam mengikuti bacaan Ibn Amir. Di Madinah mengikuti bacaan Nafi?. Kemudian pada penghujung tahun 300 H, Ibn Mujahid memasang nama al-Kisa?I dan membarui Ya?Qub?.? Bersambung

Baca juga: Biografi Imam Hafsh bin Sulaiman (bag. 2)

ADS HERE !!!

Tidak ada komentar untuk "Biografi Imam Hafsh bin Sulaiman (bag. 1)"