Kisah Beberapa Tangisan Rasulullah Saat Bersedih

Sama misalnya insan pada biasanya, Nabi Muhammad jua menangis. Tidak hanya sekali atau dua kali, beliau menangis berkali-kali. Bahkan dalam beberapa keadaan tertentu, tangisan Nabi Muhammad pecah sampai air matanya mengalir deras dan dadanya bergetar.

Lantas apa yang menciptakan Nabi Muhammad sampai menangis? Apakah penyebabnya sama seperti insan umumnya? Atau terdapat hal-hal eksklusif? Setidaknya ada beberapa hal yang membuat Nabi Muhammad sampai menangis ?Bahkan hingga tersedu-sedu.

Pertama, orang yang dikasihi meninggal dunia. Ketika anak-anaknya wafat, Nabi Muhammad tidak kuasa menahan diri sehingga menangis tersedu-sedu.

Dikisahkan, saat Abdullah wafat misalnya, air mata Nabi Muhammad bercucuran pada pipinya sampai membasahi janggutnya. Hatinya begitu sedih. Namun demikian, Nabi Muhammad sadar batasan-batasannya sebagai akibatnya dirinya tidak hingga larut pada kesedihan itu. Karena bagaimanapun, semua itu merupakan kehendak Allah.

?Air mata mengalir, bercucuran tidak menetap pada mata. Hatipun bersedih. Tetapi, kami nir pernah durhaka kepada Allah,? Istilah Nabi Muhammad saat terdapat seorang sahabat yg bertanya ?Apakah Nabi Muhammad menangis? Ketika Abdullah meninggal dunia, seperti warta dalam kitab Tertawa Bersama Al-Qur?An, Menangis Bersama Al-Qur?An (Hasan Tasleden, 2014).

Hal yang sama jua terjadi saat anak Nabi Muhammad yang lainnya, Ibrahim, wafat. Saat itu, Nabi Muhammad menyesali kepergian Ibrahim. Air mata Nabi Muhammad mengalir deras hingga membasahi wajahnya. Melihat hal itu, sahabat Abdurrahman bin Auf bertanya 'Engkau menangis Rasulullah? Bukankan engkau sendiri melarang menangisi kematian seseorang?'.

?Ibnu Auf, saya tidak melarang menangis. Yang saya larang adalah dua teriakan dosa; nyanyian yg tak bermakna dan melalaikan dan ratapan histeris ketika tertimpa musibah dengan menampari wajah & merobek-robek pakaian. Sedang yg terjadi padaku ini adalah ungkapan kasih sayang,? Jawab Nabi Muhammad, merujuk buku Sahabat-sahabat Cilik Rasulullah (Nizar Abazah, 2011).

Nabi Muhammad juga menangis ketika ada sahabatnya mangkat pada peperangan. Saat Hamzah mati ketika perang Uhud misalnya, beliau menangis tersedu-sedu waktu mendengar keterangan kepergian pamannya itu. Tangisan Nabi kembali pecah ketika melihat jenazah Hamzah. Begitu pun ketika Ja?Far, Ibnu Ruwahah, & Zaid bin Haritsah yg wafat pada perang Mu?Tah, kedua mata Nabi mencucurkan air mata kesedihan.

Kedua, membaca atau mendengar ‘ayat-ayat tertentu.’ Hati Nabi Muhammad begitu lembut, sehingga ketika beliau membaca atau ada seorang sahabat yang membaca ‘ayat-ayat tertentu’, maka air mata Nabi bercucuran.

Diceritakan, suatu saat Nabi Muhammad meminta Abdullah bin Mas?Ud buat membaca sebagian ayat Al-Qur?An. Lantas Abdullah bin Mas?Ud membaca Surat an-Nisa?. Ketika sampai pada ayat 41 (Dan bagaimanakah (keadaan orang kafir), jika Kami datangkan seorang saksi (rasul) menurut setiap umat & Kami mendatangkanmu (Muhammad) menjadi saksi atas mereka), tiba-datang Nabi Muhammad meminta Abdullah bin Mas?Ud berhenti. Cukup, istilah Nabi Muhammad. Abdullah bin Mas?Ud kemudian menoleh ke arah Nabi. Ia mendapati jika dalam waktu itu Nabi Muhammad tengah menangis dan air matanya bercucuran.

Al-Qur'an Surat an-Nisa ayat 41 menyebutkan mengenai posisi Nabi Muhammad yang di akhirat nanti menjadi saksi bagi umatnya yg durhaka. Tangisan Nabi menjadi penanda bahwa hati beliau yang begitu lembut hingga tak hingga hati bila-jikalau umatnya nanti menerima penderitaan?Meski dampak ulah mereka sendiri.

Ketiga, rindu kampung halamannya. Saat itu Aban bin Said baru saja datang dari Makkah. Sesampai di Madinah, dia menemui Nabi Muhammad. Nabi kemudian bertanya tentang keadaan Makkah saat ini. Kata Aban bin Said, saat dirinya meninggalkan Makkah, hujan sedang turun, rumput izhir tumbuh, dan jewawut liat baru saja berdaun. Mendengar hal itu, mata Nabi Muhammad tiba-tiba digayuti air mata.

Di samping itu, Nabi Muhammad pula menangis sesudah ?Menceramahi? Kaum Anshar. Alkisah, setelah perang Hunain, Nabi Muhammad membagikan harta rampasan perang kepada kaum Muhajirin dan mualaf. Kaum Anshar yang nir mendapat rampasan perang murka & kesal dengan kebijakan Nabi Muhammad tersebut.

Nabi lalu mengumpulkan kaum Anshar & menceramahi mereka. Kepada kaum Anshar, Nabi Muhammad menjelaskan bahwa harta rampasan menurut perang Hunain sengaja dibagikan kepada kaum Muhajirin dan mualaf supaya mereka semakin bertenaga keimanan dan keislamannya. Nabi berdalih, kaum Anshar nir diberi rampasan perang lantaran mereka telah kokoh imannya. Setelah mendengar ceramah Nabi, kaum Anshar menangis tersedu-sedu. Begitu pun dengan Nabi Muhammad.

Wallahu A'lam

Sumber: Situs PBNU

ADS HERE !!!

Tidak ada komentar untuk "Kisah Beberapa Tangisan Rasulullah Saat Bersedih"